Kamis, 18 Agustus 2016

☁ *MARKETING LANGIT* ☁

*MARKETING LANGIT*
(Amalan-amalan pembuka pintu rezeki)

*1. Shalat Wajib Tepat Waktu*
Shalat Wajib paling utama. Perbaiki dan selalu perbaiki hubungan kita dengan Allah. Karena Allah-lah Sang Maha Pemberi Rezeki.

*2. Taqwa*
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya,” (QS ath-Thalaq: 2-3)

*3. Tawakal*
Nabi Shallalahu 'Alaihi Wassalam bersabda: “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.).

*4. Tahajjud*
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, beri makanlah, sambung tali kasih, shalat malamlah saat orang pada terlelap, maka masuklah surga dengan selamat”. (HR. Al-Hakim, Ibnu Majah, At-Tirmizy).

*5. Shalat Dhuha*
“Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (dari Abu Darda`).

*6. Dzikir & Istighfar*
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya (Jika mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi nikmat yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Aku takut kamu ditimpa siksa hari kiamat”. (QS. Hud : 2)

*7. Doa & Restu Orang Tua*
Ridho Allah SWT ada pada ridho orang tua. Mintalah restu mereka, terutama Ibu.

*8. Silaturrahmi*
"Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi”. (H.R. Bukhari-Muslim)

*9. Sedekah*
Sabda Nabi Shallalahu 'Alaihi Wassalam : “Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan karena orang-orang lemah di kalangan kamu.” (Riwayat Bukhari)

*10. Berbuat Kebaikan*
Sabda Nabi Shallalahu 'Alaihi Wassalam : “Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat. (HR. Ahmad).

*11. Bangun Pagi*
Sabda Nabi Shallalahu 'Alaihi Wassalam :  “Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan.” (H.R. At-Thabarani)

*12. Berdagang*
Dan Nabi Shallalahu 'Alaihi Wassalam  bersabda: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.”(Riwayat Ahmad)

*13. Menikah*
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) dan Maha Mengetahui." QS. An Nuur : 32

 Semoga yang membaca tulisan ini berkah berlimpah rezekinya.. Aamiin yaa Allah...


Barakallahu fiikum

Shalat dhuha

πŸ”ΆπŸ”ΆSOLAT DHUHA πŸ”ΆπŸ”Ά
Menarik Bantuan ALLAH SWT ..

Solat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita mengerjakan [sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya solat fardu dzuhur]

YANG PERTAMA ....
D o s a  Te r a m p u n ....

Orang yang solat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah swt.
“Barangsiapa yang selalu mengerjakan solat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.”(HR Tarmidzi) ....

YANG KEDUA
O r a n g  B e r t a u b a t ...

Barangsiapa yang menunaikan solat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah swt.
“Tidaklah seseorang selalu mengerjakan solat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR Hakim)

YANG KETIGA
T e r c a t a t  Se b a g a i           O r a n g  T a a t ...

Orang yang menunaikan solat Dhuha akan dicatat sebagai ahli Ibadah dan Taat kepada Allah SWT ...
πŸ™ Barangsiapa yang solat Dhuha dua rakaat, maka dia TIDAK ditulis sebagai orang yang LALAI 
 πŸ™ Barangsiapa yang mengerjakan nya sebanyak 4 rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang Ahli Ibadah. 
πŸ™ Barangsiapa yg mengerjakannya 6 rakaat, maka dia Diselamatkan di Hari itu ....
πŸ™ Barangsiapa mengerjakannya 8 rakaat, maka Allah SWT tulis dia sebagai orang yang Taat.
 πŸ™ Barangsiapa yang mengerjakan nya 12 rakaat, maka Allah akan membangun kan sebuah Rumah di Syurga untuknya."(HR At-Thabrani)

YANG KEEMPAT
M a s u k  S u r g a  d a r i
P i n t u  y a n g  K h u s u s ....

Orang yang Istiqamah melaksanakan solat Dhuha, kelak ia akan masuk syurga lewat pintu khusus, yaitu pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah swt.
“Sesungguhnya di dalam syurga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha.
Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, "Di manakah org-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan solat Dhuha ?
Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.”
(HR At-Thabrani)

YANG KELIMA
R e z e k i  B e r e s ....

Allah swt mencukupkan rezekinya.
“Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan mencukupimu di akhir harimu.” (HR Abu Darda)

YANG KEENAM
S u d a h  Be r s e d e k a h ....

Orang yang mengerjakan solat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah.
“Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi.
Sebab setiap kali bacaan
Tasbih itu adalah Sedekah, setiap Tahmid adalah Sedekah, setiap Tahlil adalah Sedekah, setiap Takbir adalah sedekah, Menyuruh kepada yang Ma’ruf adalah Sedekah, Mencegah yang Mungkar adalah Sedekah.. Sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat Dhuha."
(HR Muslim)


SEMOGA BERMANFAAT .. πŸ™

*Menghujamkan Tauhid ke dalam Jiwa Anak*

Narsum : Ust. Bachtiar Nasir


AKU PEDULI IMAN ANAKKU!!!

Sesungguhnya, hanya ada 2 agama di dunia ini :
 1. AGAMA ALLAH : Fitrah Manusia dlm penciptaannya.
2. AGAMA ORANG TUA : Agama yg diajarkan oleh orang tua kepada anaknya.

Boleh jadi, orang tua adalah ‘penjahat’ pertama bagi anak manusia, krn doktrin ‘agamanya’ telah merusak ‘agama ALLAH’ yg telah mjd fitrah semua manusia.

Contoh :
Ortu berkata _"dahulu nenek moyangmu melakukan …&…"_ padahal hal itu bertentangan dgn ‘agama ALLAH’.
Orang tua bertanggung jawab dalam menjaga fitrah keimanan anak2nya.

AYAH adalah ORANG PERTAMA YG BERTANGGUNG JAWAB thd KEIMANAN ANAKNYA.

Maka ayah,
Jangan bosan menasehati Istrimu..
Jangan bosan menasehati anakmu..

Keimanan yg bagaimana yg harus tertanam di jiwa anak?
1. Keimanan utk selalu memeluk Islam hingga akhir hayat.
Landasan :QS. Al Baqarah [2] : 132
_“Hai anak-anakku! Sesungguhnya ALLAH telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dlm keadaan memeluk agama Islam”_

2. Keimanan terhadap Tuhan Yg Esa, tdk menyekutukan ALLAH (tdk syirik), taat & patuh hanya kpd ALLAH.
Landasan :QS Al Baqarah [2] : 131
_“Apa yg kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab “Kami akan menyembah Tuhanmu & Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim,Ismail, & Ishaq, (yaitu) Tuhan Yg Maha Esa & kami hanya tunduk & patuh kpd-Nya”_

Bagaimana caranya? Bagaimana metodenya?Bagaimana langkah-langkahnya?

Perhatikan Prinsip-prinsip Dasar Menanamkan Tauhid kepada Anak dgn Metode & Langkah2 sbb :
 *1. Ajarkan Iman dahulu sebelum Al Qur’an*
 • Abdullah bin Umar ra berkata : _“Dahulu, kami mempelajari keimanan sebelum belajar Qur’an”_
 • Jundab Albajly : _“Dahulu, ketika kami menjelang usia baligh bersama Rasulullah, kami mempelajari keimanan sebelum mempelajari Qur’an. Setelah itu, baru mempelajari Qur’an, akibatnya bertambahlah keimanan kami.”_

Tanya : Bolehkah anak usia dini mempelajari Qur’an / mjd hafidz atw hafidzoh?
Jawab : Boleh, asalkan jangan lupa pada esensi keimanannya mksdnya jgn sampai mengejar target utk mjd hafidz sejak usia dini, namun lupa mengajarkan keimanan kepada ALLAH (menanamkan tauhid) dlm jiwa anak.

*Bagaimana menanamkan tauhid dalam jiwa anak?*
  Perhatikan kaedah ‘Mencintai ALLAH karena  ALLAH baik’

Contoh :
‘Maha besar ALLAH yg menciptakan buah-buahan yg bermacam-macam bentuk & rasanya’
 ‘Betapa ALLAH sayang kpd kita sehingga kita diberi kemampuan utk bergerak’
 ‘Maha besar ALLAH yg beri kita kmampuan untuk mempelajari Al Qur’an’
dsb…

Jangan *takut-takuti* anak dgn murka ALLAH krn otak anak blm siap untuk menerima itu.

Contoh :
‘Kalau adek gak mau sholat, nanti Adek dimasukkan ALLAH ke dlm neraka, dibakar dst…’
 ‘Ayo murajaah, kalau kamu gak mau murajaah nanti ALLAH marah’

‘ALLAH gak suka lho sama anak nakal, nanti ALLAH marah kalau Adek nakal’
(sbenernya yg gak suka itu ALLAH atau ortunya? Hati2 mengatasnamakan ALLAH)

Anak2 akan mudah mencintai ALLAH jika banyak dikenalkan dgn *ihsan* (kebaikan2) ALLAH kpd hamba hamba-Nya, perbanyak menyebut nama ALLAH di telinga anak, baik dgn deskripsi maupun dlm diskusi / tanya jawab.
Bacakan ayat2 ALLAH yg terdapat pada ciptaan2 Allah di sekitar anak.
Kaitkan semua kejadian sehari2 di skitar anak dgn kebesaran ALLAH.
_(stay connecting with ALLAH)_

Contoh :
Anak sakit, JANGAN katakan:‘Ayo minum obatnya spy sembuh’
Tapi KATAKAN :‘Berdoalah kepada ALLAH supaya sembuh, tp jg hrs minum obatnya krn ALLAH suruh kita untuk berusaha. Kesembuhan hanya dari  ALLAH’

Saat anak bertanya :‘Ayah, kok burung bs terbang?’

Jangan hanya katakan :‘Iya, burung bisa terbang krn punya sayap’
Tapi KATAKAN :‘Iya, ALLAH yg berkehendak & menggerakkan burung itu (tanamkan tauhid), ALLAH berikan sayap & beri ptunjuk utk terbang (tauhid & ilmiah) sehingga burung itu bs terbang’

Saat anak meminta sesuatu :‘Ayah, belikan aku sepeda baru’

Jangan hanya katakan :‘Iya, nanti kalau ayah ada rezeki, ayah belikan’

Tapi KATAKAN :‘Iya, kita berdoa ya agar ALLAH berikan rezeki kpd kita sehingga Adek bisa dpt sepeda baru’ :)

Antar anak tidur dgn nama ALLAH, doakan anak sesaat ketika tidur & bangunkan anak dgn penuh syukur dgn nama ALLAH.

*2. Setelah itu langsung tanamkan ‘Islam adalah Din yg Allah ridhoi’*
 Tujuan utama menanamkan tauhid kpd anak adalah agar anak TAAT kpd Allah & Rasul-Nya.
Iman bukan hanya mengakui keberadaan Allah, namun jg TAAT pada perintah Allah.
Syetan mengakui keberadaan Allah, tp tdk taat pada perintah Allah, maka tdk bs disebut beriman.

Ajarkan Adab dalam Islam.
Contoh :
‘ ALLAH perintahkan kita utk sholat’
‘Sebelum makan kita berdoa’
‘Rasul mengajarkan utk bicara santun’
‘Rasul ajarkan kita untuk sholat di awal waktu’dsb..

Tingkatkan ketaatan anak sampai pada sikap _wala’ & bara’_ Takut & Hanya bergantung kepada ALLAH Landasan : Al-An’am : 78, Al-Mumtahanah : 4, Yunus : 41, Hud : 54, dll
 Sehingga anak menyadari bahwa ia beribadah & melakukan semua aktifitasnya hanya krn ALLAH.

Jika sdh pada tingkatan πŸ‘†, anak akan dgn sukarela belajar Al Qur’an & beribadah sesuai perintah ALLAH.

Mengajarkan Al Qur’an, mengajarkan adab, mengajarkan ibadah bisa dilakukan bersama2, namun tetap menanamkan Tauhid tidak boleh dikesampingkan bahkan ketika anak masih dalam kandungan.

_Mahabbah & Ittiba’_ Rasulullah
Tujuan :Anak kita, belum sempurna imannya sbelum kecintaannya kpd ALLAH & Rasul-Nya melebihi kecintaannya kpd ortu & orang lain yg ia cintai.

Ittiba’ Rasulullah :Ali Imran : 31

Metode :
– Bimbing bershalawat sebanyak-banyaknya – Membaca doa setelah adzan & doa2 sehari2 sesuai kebutuhan anak.
– Kisahkan tentang kehidupan pribadi Rasulullah, bacakan shiroh ttg Rasulullah.
_“Rabbana hab lana min azwajina wa dzuriyatina qurrata a’yunin waj ‘alna lil muttaqina imaman”_

“Ya Tuhan kami, anugerahkan kpd kami pasangan kami & keturunan kami sbg penyejuk hati kami & jadikan kami pemimpin bagi orang2 yg bertaqwa’(QS. Al Furqan : 74)


Semoga bermanfaat.

Persahabatan Abadi Suami Istri

Sering saya sampaikan bahwa hendaknya suami istri itu saling menjadi sahabat satu dengan yang lainnya. Ini karena corak interaksi yang sangat khas dan intim antara suami dengan istri, yang tidak sama dengn corak interaksi antarmanusia pada umumnya. 
Bukan seperti interaksi dalam perusahaan, dalam organisasi, dalam pemerintahan, atau dalam hubungan bisnis. Corak interaksi dan komunikasi suami istri sangat dekat, sangat intim dan tanpa sekat dan jarak. Istilah “suami” dan “istri” itu adalah pernyataan hukum, yang menandakan bahwa di antara mereka berdua telah terikat oleh pernikahan yang sah. Namun hakikatnya, mereka harus menjadi sahabat yang sanga istimewa. Bukan saling asing atau saling menjadi orang lain, namun saling mendekat dan tidak berjarak. Jika suami dan istri saling jaim, menjaga jarak satu dengan yang lain, membuat interaksi mereka menjadi sangat formal dan tidak memiliki kedekatan dan keintiman. 

Surat nikah hanyalah bukti legal formal bahwa mereka berdua sudah sah sebagai suami dan istri, namun kehidupan pernikahan tidak bisa bahagia hanya karena mereka memiliki surat itu. Yang membahagiakan mereka adalah corak interaksi dan komunikasi yang mereka bangun setiap hari. Yang berkesan dan melanggengkan kebahagiaan mereka adalah kualitas persahabatan antara suami dan istri. 
Jika mereka tidak memiliki tingkat persahabatan yang bagus, maka ikatan yang ada hanyalah legal formal. Hanya bicara hak dan kewajiban. Yang menunaikan sejumlah peran, tanpa kehadiran perasaan dan kehadiran jiwa di dalamnya. Rumah tangga akan kering, gersang, mekanistik, dan sekedar berjalan tanpa ada sentuhan keindahan. Hidup berumah tangga seperti ini akan cepat membuat lelah kedua belah pihak. Siapakah Sahabat? Jika ada dua orang bersahabat karib, apakah yang terjadi di antara mereka? Apa yang menjadi ciri sebuah persahabatan, yang membedakan dengan hubungan antarmanusia pada umumnya? Perhatikan ciri-ciri sahabat berikut ini. 

  1. Sahabat itu saling berbagi Disebut sahabat, karena mereka saling berbagi rasa dalam suka dan duka. Mereka saling membantu dan saling meringankan beban, karena kuatnya ikatan perasaan yang ada pada diri mereka. Saat memiliki keluangan rejeki, ingin berbagi. Saat sedang kekurangan, sahabat adalah tempat yang tepat untuk berkeluh kesah. Saat pergi rekreasi, ingin membelikan hadiah untuk sahabat. Saat sedang haji, ingat mendoakan sahabat. Demikian pula suami istri. Semestinya mereka saling berbagi dalam suka dan duka, dalam canda dan airmata, dalam derita dan bahagia. Suami dan istri harus saling bisa berbagi dalam segala sisi, baik perasaan, materi, fasilitas, dan lain sebagainya. Suami dan istri itu tidak pelit, tidak rumit dalam berbagi, dan memudahkan semua urusan. Sampai pun dalam hal yang teknis dan praktis, bisa makan sepiring berdua, minum segelas bersama, tidur satu selimut, menggunakan sabun dan pasta gigi yang sama, dan lain sebagainya. Jika suami istri tidak mau peduli dan saling berbagi, berarti mereka belum saling menjadi sahabat. Mereka masih mementingkan diri sendiri, masih sangat kuat keakuan dan kekamuan, belum menyatu menjadi kita. 
  2. Sahabat itu saling curhat Jika ada seseorang sedang memiliki masalah, ia paling mudah curhat kepada sahabatnya. Sahabat adalah seseorang yang kita rela menceritakan semua masalah hidup kita. Sahabat adalah seseorang yang kita rela membuka semua aib kita hanya kepadanya. Berbagai macam hal tentang kesedihan dan kebahagiaan bisa disampaikan kepada sahabat dengan leluasa. Tanpa ada perasaan tidak nyaman atau sungkan, karena kuatnya ikatan diantara mereka. Demikian pula suami istri. Semestinya mereka saling curhat, saling membuka diri, saling menyampaikan kegelisahan dan kebahagiaan, saling merenda harapan. Berbagai masalah, berbagai kesulitan, berbagai kesenangan, bisa diobrolkan dengan santai. Semua bisa diselesaikan dengan nyaman dan menyenangkan. Suami dan istri harus memiliki tradisi mengobrol dan saling bercerita, tanpa ada perasaan takut atau beban berat. Suami dan istri harus leluasa menyampaikan keluhan, perasaan, pikiran, keinginan, harapan, tanpa merasa takut atau khawatir yang berlebihan. Jika suami dan istri tidak bisa saling curhat, atau ada suasana tidak nyaman saat curhat, menandakan mereka belum mencapai kondisi sahabat. Ketika ada masalah bukan curhat kepada pasangan, justru curhat kepada sahabat yang ada di luar rumah. Justru curhat melalui chatting dengan orang lain. Harusnya sahabat sejati yang harus dicurhati pertama kali adalah suami atau istri, bukan orang lain. 
  3. Sahabat itu senang dan betah menemani Dua orang atau lebih yang bersahabat, mereka saling senang untuk menemani kegiatan yang lain. Kadang hanya sekedar menemani makan siang atau makan malam, kadang hanya menemani jalan-jalan, atau menemani belanja, atau menemani olah raga. Jika tidak menjadi sahabat, menemani adalah aktivitas yang tidak menyenangkan dan membosankan. Namun karena saling bersahabat, maka menemani adalah kegiatan yang membahagiakan untuk semua. Demikian pula suami istri. Semestinya mereka bisa saling menemani. Suami senang menemani kegiatan istri, sebagaimana istri senang menemani kegiatan suami. Walaupun kegiatan itu tampak tidak penting, atau kegiatan rutin, namun mereka saling menikmati. Suami tidak tersinggung saat diminta mengantar istri belanja, karena merasa diperlakukan seperti sopir atau suruhan. Justru suami merasa senang menemani istri mengerjakan kegiatannya. Jika lebih senang sendiri-sendiri, mereka bukanlah sahabat. Bahkan ketika sekedar duduk-duduk saja di teras belakang rumah, tanpa kata-kata, tanpa ada cerita. Kebersamaan mereka bukan hanya karena ada yang perlu diomongkan atau dicurhatkan. Kebersamaan mereka ada dalam segala suasana, sehat maupun sakit, suka maupun duka, dalam gerak maupun diam. Karena ada masa dimana suami istri sudah kehabisan cerita, kehabisan kata-kata, yaitu saat tua renta. Mereka tidak perlu lagi bercerita seperti anak muda, namun tetap bisa meikmati kebersamaan walau dalam diam. Jika suami dan istri tidak betah menemani, bahkan lebih senang jika sendiri, artinya belum menjadi sahabat bagi pasangan. Apalagi jika merasa tersiksa saat bersama pasangan, ini sangat jauh dari makna sahabat. 
  4. Sahabat itu tidak banyak bertanya Sahabat itu tidak banyak bertanya. Jika ada dua orang yang bersahabat karib, mereka akan sangat mudah untuk saling mengerti kesenangan ataupun ketidaksenangan tanpa banyak tanya. Jika salah satu dari mereka mengajak pergi, maka sahabat tidak perlu banyak bertanya. Tidak perlu ribut mendefinisikan tujuan pergi, karena sudah saling mengerti tempat favorit, menu favorit, lagu favorit, dan lain sebagainya. Suami dan istri semestinya tidak perlu banyak bertanya. Jika mereka berdua sudah menjadi sahabat setia satu dengan yang lain, maka setiap ajakan suami akan mudah direspon istri dan setiap ajakan istri akan mudah direspon suami tanpa banyak bertanya lagi. “Ayuk kita pergi jalan-jalan yuk”, ajak sang istri. Dengan cepat sanag suami menyahut, “Ayuk....” tanpa harus banyak bertanya atau meributkan soal kemana atau untuk apa. Hal itu karena mereka sudah saling mengerti akan pergi kemana, atau jalan-jalan kemana, atau bahkan tidak kemana-manam karena hanya ingin menikmati suasana. Jika suami dan istri masih sangat banyak yang dipertanyakan, segala sesuatu harus melalui keributan, semua keputusan diambil dengan suasana yang sangat alot dan menegangkan, menandakan mereka belum saling menjadi sahabat satu dengan yang lain. Sekedar memutuskan kegiatan saat libur akhir pekan, harus melalui perdebatan panjang, harus melalui pertengkaran yang melelahkan, ini menandakan belum menemukan format persahabatan. 
  5. Sahabat itu saling percaya Sahabat itu saling percaya satu dengan yang lain. Mereka memberikan kepercayaan yang sangat tinggi seakan tanpa garansi. Saat seseoramg melakukan suatu tindakan, sebagai sahabat akan lebih cepat percaya bahwa tindakan itu tidak membahayakannya. Semua cerita dan omongan akan mudah dipercaya. Semua barang terasa aman jika dititip kepada sahabat dibanding dititip kepada yang lainnya. Semua janji akan dipercaya kebenarannya, bahkan ketika janji itu tidak ditepati akan mudah untuk dimaklumi. Suami istri semestinya menjadi sahabat yang saling percaya satu dengan lainnya. Mereka tidak mudah cemburu buta, karena percaya informasi dari pihak ketiga. Mereka lebih percaya kepada pasangannya daripada omongan orang lain. Mereka lebih percaya kepada pasangannya daripada isu yang berdar di sosial media. Suami akan mudah mempercayai istri dalam urusan keuangan dan manajemen rumah tangga. Istri akan mudah mempercayai suami dalam urusan keuangan dan pekejaan. Saat merasa ada yang perlu diklarifikasi, mereka akan cepat percaya kepada keterangan pasangannya. Jika suami istri tidak bisa saling percaya, bawaannya hanya curiga, lebih percaya orang lain daripada pasangannya, menandakan mereka belum menjadi sahabat setia. Suami selalu mencurigai istri, dan istri selalu mencemburui suami. Ada ustri yang menyewa detektif untuk mengutit kegiatan suami. Ada suami yang memasang kamera tersembunyi dan alat perekam untuk mengetahui kegiatan istri. Mereka tidak bisa saling percaya, sehingga selalu curiga dan mudah timbul prasangka. 
  6. Sahabat itu betah ngobrol berlama-lama Salah satu ciri sahabat adalah betah mengobrol berlama-lama, untuk tema dan urusan apa saja. Mereka bisa menghabiskan waktu yang panjang hanya untuk mengobrol. Pada saat-saat senggang mereka menyempatkan waktu untuk bertemu dan mengobrol. Bahkan jika tidak sempat bertemu mereka bisa berbicara lewat telepon berlma-lama. Ada rasa rindu apabila lama tidak mendengar suaranya, ada rasa kangen untuk mendengar suara tertawanya, atau candanya yang kadang kelewatan. Tapi justru itu menyenangkan dan membentuk kenangan. Suami dan istri seharusnya menjadi sahabat yang betah mengobrol berlama-lama, tanpa peduli tema. Mereka tidak lagi meributkan akan berbicara tentang tema apa, karena tema yang paling penting adalah : mengobrol berdua. Suami dan istri merasakan keasyikan untuk selalu menghabiskan waktu berbicara, mengobrol, bercerita, bercanda, bersendau gurau dalam suasana yang ceria. Ada kerinduan mendengar suara tawanya, ingin selalu menghabiskan waktu berdua dalam obrolan mesra. Itulah persahabatan hakiki antara suami dan istri. Jika suami istri masih ribut soal tema pembicaraan, jika mereka belum bisa betah mengobrol berlama-lama, jika mereka saling menyimpan perasaan saat berdua, menandakan belum menjadi sahabat setia. Mungkin saja sang istri yang banyak bicara dan cerita, sementara suaminya diam saja. Namun diamnya sang suami ini menkmati, bukan diam dalam kebencian. Walau hanya diam, namun sang suami betah mendengar obrolan istri. Sesekali waktu ia menyela, bertanya, atau hanya senyum senyum saja dan tertawa. 
  7. Sahabat itu saling mengerti Bukanlah sahabat jika tidak saling mengerti dan memahami. Ciri persahabatan adalah adanya pengenalan yang mendalam antara satu dengan yang lainnya. Mereka bahkan memiliki uniform, memiliki istilah-istilah khas yang tidak dimengerti oleh orang yang berada di luar lingkaran persahabatan. Sebuah kalimat yang tidak dipahami orang lain, mudah dipahami oleh sahabat. Komunikasi yang bagi orang lain tidak bisa dimengerti, akan mudah dipahami oleh sahabat. Itu karena kedalaman pengenalan di antara mereka. Suami istri adalah pasangan yang seharusnya paling mengerti, paling memahami satu dengan yang lain. Maka tangis, makna tawa, makna anggukan kepala, makna tatapan mata, maka lambaian tangan, makna kerdipan, makna senyum, makna gerakan jari, bahkan rona wajah pasangan. Suami dan istri saling mengerti apa yang menyenangkan pasangan dan apa yang membuatnya benci. Apa yang menenteramkan pasangan dan apa yang menggelisahkannya.  Suami dan istri saling mengerti tentang hal yang membuat marah dan murka pasangan. Jika suami dan istri sulit mengerti keinginan pasangan, sulit memahami bahasa pasangan, artinya mereka belum saling menjadi sahabat. Suami dan istri mestinya berada dalam pengertian dan pemahaman yang sangat mendalam, karena interaksi yang sangat intim setiap harinya. Jika suami dan istri tidak saling mengerti, selalu salah komunikasi, mudah tersinggung oleh kalimat pasangan, ini menandakan belum adanya persahabatan di antara mereka berdua. 
  8. Sahabat itu ada ketika anda memerlukannya Sahabat itu menjadi istimewa, karena selalu ada saat kita memerlukannya. Ia hadir untuk menghibur di saat kita sedih, hadir untuk memotivasi saat kita terpuruk, hadir untuk membimbing saat kita terjatuh. Sahabat merelakan waktu, tenaga, pikiran dan harta untuk membantu keperluan kita. Ini yang membuat persahabatan tidak mudah rusak dan hilang, bisa menjadi sahabat sehidup semati, karena sifatnya yang sangat peduli. Demikianlah suami dan istri, semestinya mereka saling peduli dengan kondisi pasangannya. Saat istri memerlukan kehadiran suami, maka suami selalu ada di dekatnya. Saat suami memerlukan kehadiran istri, maka istri selalu ada di sampngnya. Dengan demikian, suami benar-benar merasakan kehadiran istri, dan istri benar-benar merasakan kehadiran suami. Mereka berdua saling menikmati kebersamaan yang melegakan dan membahagiakan. Ada perasaan terjaga, terlindungi, terawat dan terpuaskan kebutuhannya. Jika suami dan istri benar-benar bisa saling menjadi sahabat


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/persahabatan-abadi-suami-istri_57aed99c8823bde9137d15bc

Note#, dicopy dari kompasiana P Cah, hanya untuk dibaca2 untuk keperluan sendiri