Jumat, 10 Februari 2017

Ketaatan istri ke suami

Serial wonderful

πŸ’πŸ’πŸ’πŸ’
Suami yang Layak Ditaati Istri
πŸ’πŸ’πŸ’πŸ’

Di satu sisi, ketaatan adalah sebuah tuntunan sikap bagi para istri terhadap suami. Namun di sisi lain, tentu saja harus ada peran suami yang sangat penting, agar istri selalu bisa taat kepada dirinya. Karena ketaatan terhadap suami bukanlah bersifat mutlak, namun bersifat 'bersyarat'. Ketaatan mutlak itu hanya kepada perintah Allah dan Nabi, sedangkan terhadap manusia selalu ada syarat yang menyertainya. Termasuk ketaatan terhadap suami.

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya tentang tiga jenis ketaatan istri terhadap suami, bahwa suami memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan ketaatan istri terhadapnya. Bagaimana suami bersikap dan menempatkan diri maka seperti itu pula istri akan meresponsnya. Oleh karena itu, jika memang suami menghendaki istrinya taat dengan landasan hormat dan cinta maka suami harus bisa memerankan diri secara patut untuk diberikan respons sesuai harapannya.

--
Suatu malam beberapa orang suami datang ke rumah saya untuk berdiskusi tentang cara "menundukkan" istri. Seorang suami yang bertugas di kesatuan militer mengatakan, lebih mudah memimpin anak buah di kesatuan dibanding memimpin istri di rumah. Demikian pula suami yang bertugas sebagai direktur sebuah perusahaan, menyatakan lebih mudah mengatur karyawan di perusahaan dibandingkan mengatur istri di rumah.

"Di kesatuan, anak buah selalu menyatakan 'siap laksanakan' untuk setiap perintah yang kita berikan. Di rumah, jadinya malah bertengkar setiap saya menyuruh istri," ujar seorang suami.

"Di perusahaan, semua anak buah hormat dan patuh kepada saya. Di rumah, saya selalu dilecehkan oleh istri. Semua kata-kata saya selalu dimentahkan. Saya merasa tidak terhormat ketika di rumah," ujar suami yang direktur perusahaan.

Dengan kondisi itu, mereka bertanya bagaimana cara 'menundukkan' istri agar taat dan patuh pada suami serta tidak membangkang. Mereka merasa 'berkuasa' di kesatuan atau di perusahaan, namun menjadi 'tidak berdaya' ketika di rumah.

Saya sampaikan kepada mereka bahwa istri itu bukan anak buah bukan pula karyawati perusahaan. Istri adalah pasangan hidup, belahan jiwa, soulmate, garwo (sigaraning nyowo), yang berinteraksi secara sangat dekat dan intim dengan suami.

 Maka cara membuat menjadi taat dan patuh tidak sama dengan di kesatuan militer maupun di perusahaan. Ada cara tersendiri yang khas untuk membuat istri memjadi taat dan patuh kepada suami.

Kepatuhan dan ketundukan anak buah di kesatuan militer adalah sebuah sistem, yang dibentuk semenjak masa pendidikan yang sangat ketat, dilaksanakan dengan penuh kedisiplinan, dengan konsekuensi hukuman tertentu apabila terjadi ketidakpatuhan.

Demikian pula di perusahaan, semua anak buah bisa dipecat atau di-PHK jika tidak taat kepada pimpinan. Sementara itu di dalam kehidupan keluarga, ikatan suami dan istri bukanlah kontrak kerja. Tidak pula melalui masa pendidikan yang khusus untuk menyiapkan menjadi calon istri.

Ketaatan atau kepatuhan adalah salah satu karakter yang harus dimiliki istri salihah. Karena suami menjadi pemimpin dalam kehidupan keluarga maka konsekuensinya adalah ditaati dan dipatuhi, selama keinginan dan perintah suami berada dalam kebenaran, kebaikan, dan kepatutan.
Memang tidak mudah untuk menjadi taat dan patuh 'begitu saja'. Dalam konteks kesetaraan nilai kemanusiaan, satu pihak harus memimpin dan satu pihak menjadi yang dipimpin. Satu pihak yang memimpin ini bernama suami, dan yang dipimpin bernama istri. Tidak peduli apakah suami lebih cakap atau lebih pandai atau lebih mumpuni dalam memimpin atau tidak. Suami tetap harus memimpin keluarga.

Istri menjadi pihak yang dipimpin oleh suami, kendati ia lebih tinggi pendidikannya, lebih tinggi status sosialnya, lebih banyak kekayaannya, saat kuliah lebih tinggi IP-nya, atau lebih tinggi dan lebih banyak gelar kesarjanaannya. Sebagai istri ia harus taat dalam kepemimpinan suami. Namun ketaatan yang dimaksud bukanlah ketaatan yang bodoh dan buta.

Jika kepemimpinan suami dilandasi cinta maka ketaatan istri juga dilandasi cinta.

@pakcah

πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏπŸ’πŸŒΏ

Tidak ada komentar: