Selasa, 31 Mei 2016

Pernikahan Adalah Akad



 -1- Pernikahan adalah akad atau ikatan, 
akad untuk beribadah, 
akad untuk membangun rumah tangga sakinah mawadah wa rahmah 
akad untuk bersama-sama menggapai surga nan indah. 

-2- Pernikahan adalah akad untuk saling mencintai, 
akad untuk saling mengerti dan memahami, 
akad untuk saling peduli, 
akad untuk saling mempercayai, 
akad untuk saling menghormati dan menghargai. 

-3- Pernikahan adalah akad untuk saling menguatkan keimanan, 
akad untuk saling meningkatkan ketakwaan, 
akad untuk mengokohkan ketaatan kepada Tuhan, 
akad untuk berjalan pada tuntunan Kenabian. 

-4- Pernikahan adalah akad untuk saling menerima apa adanya, 
akad untuk saling membantu dan meringankan beban, 
akad untuk saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, 
akad untuk tidak menuntut sesuatu di luar kemampuan pasangan. 

-5- Pernikahan adalah akad untuk selalu setia kepada pasangannya setia 
dalam suka dan duka, 
dalam kesulitan dan kesuksesan, 
dalam sakit dan sehat, 
dalam tawa dan air mata. 

-6- Pernikahan adalah akad untuk meniti hari-hari dalam kebersamaan, 
akad untuk saling melindungi, 
akad untuk saling menjaga, 
akad untuk saling memberikan rasa aman dan nyaman, 
akad untuk saling menutupi aib, 
akad untuk saling mencurahkan perasaan, 
akad untuk berlomba melaksanakan peran kerumahtanggaan. 

-7- Pernikahan adalah akad untuk mudah mengakui kesalahan, 
akad untuk saling meminta maaf, 
akad untuk saling memaafkan, 
akad untuk tidak menyimpan dendam dan kemarahan, 
akad untuk tidak mengungkit-ungkit kelemahan, kekurangan, dan kesalahan. 

-8- Pernikahan adalah akad atau ikatan, 
akad untuk tidak melakukan pelanggaran, 
akad untuk meninggalkan kemaksiatan, 
akad untuk tidak saling melukai hati dan perasaan, 
akad untuk tidak saling menyakiti badan,
akad untuk tidak saling menorehkan duka kepada pasangan. 

-9- Pernikahan adalah akad untuk mesra dalam perkataan, 
akad untuk santun dalam pergaulan, 
akad untuk indah dalam penampilan, 
akad untuk sopan dalam mengungkapkan keinginan, 
akad untuk murah dalam pemberian,
 akad untuk berlaku lembut kepada pasangan. 

-10- Pernikahan adalah akad untuk menjadi pasangan harmonis, 
akad untuk memberikan senyum termanis, 
akad untuk selalu berlaku romantis, akad untuk tidak berwajah bengis,
akad untuk tidak bersikap sinis dan sadis. 

-11- Pernikahan adalah akad untuk saling mengembangkan potensi diri, 
akad untuk adanya saling keterbukaan yang melegakan, 
akad untuk saling menumpahkan kasih sayang, 
akad untuk saling merindukan, 
akad untuk saling mendoakan, 
akad untuk saling mendengarkan, 
akad untuk saling memperhatikan, 
akad untuk saling membahagiakan. 

-12- Pernikahan adalah akad untuk tidak adanya pemaksaan kehendak, 
akad untuk tidak saling membiarkan, 
akad untuk tidak saling menjerumuskan, 
akad untuk tidak saling meninggalkan, akad untuk tidak saling mendiamkan. 

-13- Pernikahan adalah akad untuk rajin bekerja dan berusaha, 
akad untuk mencari rejeki yang halal dan thayib, 
akad untuk menjauhi penghasilan yang haram dan syubhat, 
akad untuk tidak berputus asa, 
akad untuk memiliki tekad membaja, 
akad untuk tidak meminta-minta, 
akad untuk selalu memiliki etos kerja. 

-14- Pernikahan adalah akad untuk menjaga hubungan kekeluargaan, 
akad untuk berbakti kepada orang tua dan mertua, 
akad untuk memperhatikan kerabat dan saudara, 
akad untuk memuliakan tamu dan sesama, akad untuk berbuat baik kepada tetangga. 

-15- Pernikahan adalah akad untuk mencetak generasi berkualitas, 
akad untuk siap menjadi bapak dan ibu teladan, 
akad untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak, 
akad untuk membangun peradaban masa depan. 

-16- Pernikahan adalah akad untuk menebarkan kebaikan 
akad untuk mencegah kemungkaran, 
akad untuk terlibat dalam perbaikan masyarakat, bangsa, negara dan dunia. 

-17- Pernikahan adalah akad untuk segala yang bernama kebaikan ! 

 Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/pernikahan-adalah-akad_54f6ee93a333116e5a8b4e9f

#copas dari kompasiana Pak Cah, tidak untuk disebarluaskan, hanya untuk dibaca untuk keperluan pribadi.

Lepaskan Beban yang Membelenggu



Kebahagiaan hidup berumah tangga yang menjadi dambaan semua orang, kadang-kadang bisa hilang oleh perasaan tertekan pada diri suami dan istri. Ada beban yang membelenggu perasaan dan pikiran suami atau istri atau keduanya, yang membuat mereka terpuruk dalam situasi kecemasan berlebihan. 

Seperti yang dialami oleh Novie, seorang ibu rumah tangga. “Peristiwa perselingkuhan yang dilakukan suami lima tahun lalu, membuat saya trauma. Walaupun saat ini dia sudah baik, tapi saya khawatir bahwa peristiwa itu akan terulang lagi di lain kesempatan. Apa jaminannya bahwa dia tidak akan mengulang perselingkuhan?” ujar Novie sambil berurai air mata. Saat ini Novie berada dalam kecemasan yang berlebihan. Peristiwa perselingkuhan yang dilakukan Budi lima tahun lalu, benar-benar sangat menyakitkan hatinya. Kendati Budi, suami Novie, sudah menyatakan menyesal dan sudah menunjukkan perbaikan, namun Novie merasa belum tenang. Novie dilanda kekhawatiran bahwa Budi akan melakukan perselingkuhan lagi dan lagi. “Lingkungan kerja suami saya lebih banyak pegawai wanita. Ini jadi membuatnya mudah tergoda,” ujar Novie. 

Perasaan kekhawatiran seperti inilah yang kerap terjadi dalam kehidupan rumah tangga, sehingga mencerabut kebahagiaan dan keceriaan mereka. Ini yang saya sebut sebagai “dua beban”, yaitu beban kejadian buruk di masa lalu, dan beban kecemasan akan sesuatu yang belum terjadi di masa mendatang. Dua beban ini kadang sedemikian membelenggu, menjadi tekanan yang berat, sehingga keluarga berada dalam suasana yang murung dan kehilangan kebahagiaan. Bagaimana seharusnya menyikapi dua beban dalam kehidupan berumah tangga? Rupanya kita harus belajar kepada balita. 

Dua Beban yang Membelenggu 

Pernahkah anda mengamati perilaku anak-anak balita, bagaimana mereka bisa menikmati kebahagiaan dan keceriaan setiap saat? Salah satunya adalah karena anak-anak kecil itu selalu "hidup pada waktu sekarang". Mereka tidak punya beban yang membelenggu di masa lalu, dan tidak punya bayangan ketakutan untuk menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Mereka fokus dengan keadaan di waktu sekarang. Di waktu saat ini. 

Mereka hanya memiliki fokus pada apa yang tengah terjadi dan dialami. Salah satu penghalang kebahagiaan bagi orang dewasa adalah belenggu masa lalu dan beban hidup di masa depan. Kejadian buruk yang menimpa di masa lalu dan bayangan gelap yang belum terjadi di masa mendatang sering merenggut kecerian dan kebahagiaan orang dewasa. 

Mereka hidup dalam tekanan masa lalu dan kekhawatiran akan hal yang bisa terjadi di masa mendatang. Contohnya, seorang istri hidup dalam tekanan kegelisahan karena peristiwa selingkuh yang dilakukan suami di masa lalu, dan ketakutan akan berulangnya perselingkuhan suami di masa yang akan datang. Demikian pula seorang suami bisa berada dalam situasi depresi karena perilaku buruk istri di masa lalu dan kekhawatiran akan berulangnya perilaku buruk istri di masa mendatang. 

Hal itu berlaku pula untuk konteks ekonomi. Suami dan istri bisa mengalami guncangan akibat persoalan ekonomi yang menghimpit mereka di masa lalu, serta ketakutan akan muncul problem yang sama di masa mendatang. 
 
Di titik ini rupanya kita perlu belajar dari balita. Mereka bisa ceria dan bahagia karena tidak memiliki beban yang membelenggu di masa lalu, tidak pula punya beban yang membelenggu atas hal-hal yang belum terjadi di masa mendatang. Mereka fokus pada apa yang ada di waktu sekarang, pada momen saat ini, pada sesuatu yang tidak memberikan beban. Jika situasi kehidupan anda bersama pasangan dalam kondisi baik, bersyukurlah dan nikmatilah. Jangan mengungkit hal buruk di masa lalu dan jangan membayangkan hal buruk yang belum terjadi saat ini. Jika situasi kehidupan anda bersama pasangan dalam kondisi kurang baik, bersabarlah dan teruslah berusaha untuk memperbaiki. Jangan membebani diri dengan segala hal yang telah berlalu, dan segala hal yang belum terjadi. Lepaskan Beban yang Membelenggu Pada contoh kejadian keluarga Novie yang saya ceritakan di atas, semestinya Novie segera mengubur kenangan buruk perselingkuhan Budi. Tidak lagi mengingat-ingat peristiwa yang sangat mengguncang perasaan itu, karena toh Budi sudah berubah menjadi lebih baik. Jika Novie selalu terbelenggu oleh kejadian buruk lima tahun yang lalu, ditambah dengan kecemasan akan berulangnya peristiwa buruk itu di waktu mendatang, akan selalu menyiksa perasaan Novie. 

Cara balita adalah fokus pada hari ini, saat ini, sekarang ini. Saat pagi-pagi selepas Subuh Budi sudah mengaji, kemudian dengan cekatan melakukan pekerjaan domestik di rumah tanpa diminta. Budi membersihkan kamar, membuang sampah, menyapu halaman rumah, merapikan perabotan rumah yang berantakan, di saat Novie sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Usai bersih-bersih rumah, Budi mandi dan menikmati sarapan ditemani Novie. Usai sarapan Budi segera bersiap berangkat kerja. Sesungguhnya Novie mengetahui bahwa Budi memang sudah sangat berubah. Bahkan lebih baik sekarang ini dibanding dengan sebelum kejadian buruk menimpa Budi lima tahun lalu. Melihat itikad baik Budi tersebut, semestinya Novie mampu mensyukuri dan menikmati perubahan baik tersebut. Jangan selalu mengungkit kesalahan Budi di masa lalu, jangan pula membayangkan kejadian buruk yang belum terjadi di masa mendatang. Fokuslah dengan kondisi kebaikan Budi pada saat sekarang ini. Hal ini akan melegakan dan membahagiakan Novie. 
Jika Novie mempertanyakan “jaminan” kebaikan Budi di masa yang akan datang, sesungguhnya jaminan itu datang dari dua belah pihak. Dari itikad baik Budi untuk terus menjaga kebaikan dan kesetiaan, dan dari sikap positif Novie dalam menemani dan mendampingi Budi. Kecurigaan dan kekhawatiran Novie yang selalu diverbalkan, akan membuat Budi kesal dan jengkel. Membuat suasana hubungan mereka terganggu dan tidak nyaman. Maka, jika rumah tangga anda ingin selalu dalam kondisi yang bahagia dan nyaman, lepaskan beban-beban yang membelenggu. Fokuslah menikmati dan memperbaiki kondisi saat ini. Selalu syukuri dan nikmati kondisi saat ini. Dengan demikian kebahagiaan akan selalu anda dapatkan bersama pasangan. ***** 

*) Budi dan Novie, bukan nama sebenarnya. Bacaan : Cahyadi Takariawan, Wonderful Couple : Menjadi Pasangan Paling Bahagia, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2013 Richard Carlson, Jangan Meributkan Masalah Kecil dalam Keluarga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/pakcah/resep-kebahagiaan-keluarga-lepaskan-beban-yang-membelenggu_56f9b5a884afbd7609489f9b

#diambil dari kompasiana Pak Cah, hanya untuk keperluan pribadi.