Musyaffa’ ad Dariny, حفظه
الله تعالى
Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, Ternyata ia
hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..
Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan
kepedihan, Ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..
Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian, Ternyata
ia begitu menikmati badai hujan dalam kehidupannya..
Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, Ternyata ia
hanya berbahagia menjadi apa adanya..
Aku melihat hidup tetanggaku beruntung,
Ternyata ia selalu tunduk pada Allah untuk bergantung..
Setiap hari aku belajar memahami dan mengamati setiap
hidup orang yang aku temui..
Ternyata aku yang kurang mensyukuri nikmatMu..
Bahwa di belahan dunia lain masih ada yang belum
seberuntung yang aku miliki saat ini….
Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allahu Rabbi tak
pernah mengurangi ketetapanNya.
Hanya aku lah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan
Ilahi…
Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang
lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku.. Tapi rezekiku tahu
dimana diriku..
Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah Ta’ala telah
memerintahkannya menuju kepadaku…
Allah Ta’ala menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku
dalam kandungan ibuku..
Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaknai dari
hasil bekerja..
Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu
urusan-Nya..
Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang
dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..
Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang
mungkin esok akan ditinggal mati..
Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis
dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..
Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Allah
menaruh sekehendak-Nya..
Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa, tapi zamzam
justru muncul dari kaki sang bayi, Ismail ‘alayhissalam Ikhtiar itu perbuatan..
Rezeki itu kejutan..
Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan
ditanya kelak..
“Darimana dan digunakan untuk apa”
Karena rezeki hanyalah “hak pakai”, bukan “hak milik”…
Halalnya saja dihisab..dan haramnya diadzab..!
Maka, aku tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain..
Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya juga iri
pada takdir kematiannya…. Astaghfirullah…
#Copas dar group WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar